.png)
Pemetaan vegetasi dan penghitungan karbon dulunya identik dengan alat mahal dan sistem rumit. Tapi sekarang, ada solusi baru buatan anak bangsa yang bisa jadi game-changer: Low-Cost Backpack LiDAR.
Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara PT Sonar Nusantara Utama dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui inisiatif Kedai Reka 2024. Teknologi ini dikembangkan untuk membantu perhitungan karbon yang lebih efisien, akurat, dan—yang paling penting—terjangkau.
“Isu mendesak pemanasan global mendorong kami untuk terus berinovasi. Teknologi geospasial seperti ini adalah wujud nyata komitmen kami terhadap keberlanjutan,” ujar Esha E. Saratoga, CEO PT Sonar Nusantara Utama.
Apa yang Membuat Teknologi Ini Istimewa?
Low-Cost Backpack LiDAR bukan hanya tentang pemetaan, tapi tentang menyederhanakan pengukuran karbon yang dulunya mahal dan kompleks.
Teknologi ini menggabungkan:
- Sensor LiDAR 360°
- Global Navigation Satellite System (GNSS)
- Inertial Measurement Unit (IMU)
…semuanya dalam satu ransel portabel yang bisa dipanggul ke lapangan.
Dengan kombinasi ini, pengguna bisa menghasilkan model 3D pohon dan vegetasi secara detail—mulai dari tinggi, diameter, hingga bentuk tajuk. Dan hasilnya bukan cuma keren secara visual. Data ini digunakan untuk:
- Menghitung volume pohon
- Mengestimasi biomassa di atas permukaan tanah
- Menghitung jumlah karbon yang diserap oleh vegetasi
“Biomassa individual tanaman akan digunakan sebagai dasar untuk menghitung atau mengestimasi serapan karbon dengan mengalikan volume dengan konstanta tertentu,” jelas Prof. Mokhamad Nur Cahyadi, S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Geomatika ITS.
Dukungan Software Lokal yang Meningkatkan Akurasi
Backpack ini makin canggih karena didukung oleh software buatan PT Sonar Nusantara Utama sendiri: LiDAR 360 (Forestry). Software ini membantu menganalisis data dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan metode konvensional.
Kombinasi antara hardware dan software ini memungkinkan:
- Pemetaan area vegetasi dan non-vegetasi secara real-time
- Estimasi biomassa berdasarkan dimensi sebenarnya
- Analisis spasial yang relevan untuk perhitungan karbon dan penggunaan lahan
Presisi Tinggi, Biaya Rendah
Jangan salah sangka karena embel-embel “low-cost”.
Backpack LiDAR ini punya akurasi tinggi dengan:
- RMSE sebesar 0.104 meter
- Ketelitian hingga 3 mm
…berkat penggunaan teknologi georeferensi berbasis SLAM dan odometri berbasis citra.
Sudah Diakui Secara Resmi
Bukan hanya diuji, teknologi ini juga sudah memperoleh pengakuan:
- Sertifikasi Postel dari Kementerian Perindustrian
- Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan HAM untuk “Aplikasi Otomatisasi Perhitungan Biomassa dengan Metode Alometrik”
Diperkenalkan di Berbagai Forum Inovasi
ITS aktif mengenalkan teknologi ini ke masyarakat melalui berbagai platform:
- Galeri Riset & Inovasi Teknologi (GRIT) ITS
- UKM EXPO ITS
- Geomatics International Conference (GeoICON) 2024
Selain itu, juga telah dilakukan sosialisasi kepada 11 startup, serta pengenalan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk menunjukkan potensi aplikasi lebih luas.
Mendukung TKDN dan Kemandirian Teknologi
Sesuai dengan namanya, Low-Cost Backpack LiDAR dikembangkan agar terjangkau dan mudah diakses oleh para profesional di bidang pemetaan, kehutanan, pertanian, maupun akademisi. Ini adalah alternatif efisien biaya dibandingkan alat impor, tanpa mengorbankan kualitas dan presisi.
Lebih jauh lagi, proyek ini juga bertujuan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai dukungan terhadap program kemandirian teknologi pemerintah. “Kami berkomitmen untuk terus membersamai ITS Surabaya dalam pengembangan lanjutan. Semua sumber daya kami kami kerahkan untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” tutup Prof. Cahyadi.
Penasaran dengan perkembangan teknologi geospasial lainnya? Hubungi tim Sonar hari ini untuk konsultasi dan demo produk: https://lynk.id/sonarbersinar
Tetap terhubung dengan kami di Instagram @sonar_indonesia untuk update terkini seputar teknologi geospasial, kisah sukses proyek, dan pelatihan menarik lainnya!
.png)
.png)
.png)
