Blog
October 4, 2024

Wallace & Weber: Garis Batas Tak Kasat Mata yang Membentuk Kehidupan

Indonesia dikenal luas sebagai salah satu negara dengan kekayaan hayati paling tinggi di dunia. Dari barat ke timur, kita bisa menemukan berbagai jenis flora dan fauna dengan karakteristik yang sangat berbeda. Tapi, pernahkah terlintas pertanyaan: kenapa perbedaannya bisa sedrastis itu?

Jawabannya bisa dilacak dari dua garis imajinasi yang dikenal sebagai Garis Wallace dan Garis Weber. Meskipun tidak tampak secara fisik, keduanya punya peran besar dalam memetakan perbedaan biodiversitas di Nusantara.


Asal-Usul Garis Wallace dan Weber

Letak Indonesia yang berada di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik menjadikannya wilayah transisi yang sangat dinamis. Wilayah ini menjadi rumah bagi berbagai spesies dari dua dunia berbeda, dengan satu zona peralihan di tengah-tengahnya.

Garis Wallace, yang diperkenalkan oleh naturalis asal Inggris Alfred Russel Wallace, membentang dari Selat Lombok, naik ke utara melalui Selat Makassar, hingga ke bagian selatan Filipina. Garis ini memisahkan spesies bertipe Asiatis di barat dengan spesies peralihan di timur.

Garis Weber, dicetuskan oleh ilmuwan Belanda Max Carl Wilhelm Weber, berada lebih ke timur dan memisahkan spesies peralihan dengan tipe Australis. Garis ini melintasi Laut Arafura, Laut Banda, hingga Laut Maluku.

Keduanya bukan batas administratif, melainkan pembatas ekologi yang menjelaskan bagaimana spesies tersebar berdasarkan sejarah geologi dan lingkungan.

Garis Wallace dan Weber membatasi persebaran flora dan fauna berdasarkan pada karakteristiknya:

Fauna Asiatis

  • Mamalia berbadan besar
  • Berbagai jenis ikan air tawar
  • Berbagai jenis kucing dan kera
  • Burung yang memiliki satu warna dan suara merdu
  • Banyak jenis primata & reptil
  • Tidak ada hewan berkantung

Fauna Peralihan

  • Tidak berbulu
  • Hewan endemik
  • Memiliki karakteristik campuran dari tipe Asiatis dan Australis
  • Keberadaannya sangat langka

Fauna Australis

  • Mamalia berukuran kecil dan beberapa memiliki kantung
  • Warna dan motif burung yang mencolok
  • Sebagian hewan memiliki tanduk di kepala
  • Populasi ikan air tawar terbatas

Sedangkan untuk flora, terbagi menjadi dua tipe yakni Indo-Malayan dan Indo-Australian dengan karakteristik seperti berikut:

Indo-Malayan

  • Tumbuh subur di wilayah dengan curah hujan tinggi
  • Terdapat kawasan mangrove
  • Hutan rimbun
  • Banyak ditemukan meranti, rotan, dan jenis nangka

Indo-Australian

  • Didominasi jenis palem-paleman
  • Terdapat jenis pohon berkayu
  • Vegetasi di kawasan perbukitan didominasi pohon konifer

Apa Kaitannya dengan Geospasial?

Meskipun hanya berupa garis khayal, Wallace dan Weber punya peran strategis dalam studi geospasial dan perencanaan berbasis lingkungan. Keduanya membantu menjelaskan pola sebaran spesies, yang penting untuk:

  1. Perencanaan kawasan konservasi
  2. Zonasi taman nasional dan taman laut
  3. Penelitian biodiversitas antarwilayah
  4. Pengembangan kebijakan tata ruang berbasis ekologi

Peta yang mempertimbangkan batas-batas ekologis seperti ini akan jauh lebih representatif, terutama dalam merespons isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Indonesia: Wilayah Transisi yang Unik

Keberadaan kedua garis ini justru menjadikan Indonesia semakin istimewa. Di wilayah barat, kita bisa menjumpai spesies seperti gajah, harimau, dan orangutan. Di bagian timur, ada burung kasuari, kanguru pohon, hingga marsupial lain yang lebih khas Australia.

Menariknya, wilayah di antara kedua garis—yang dikenal sebagai Wallacea (meliputi Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara)—menjadi zona campuran yang kaya dan unik. Di sinilah kita bisa menemukan spesies-spesies endemik yang tidak dijumpai di belahan dunia manapun.

Kesimpulan

Garis Wallace dan Weber memang tidak terlihat di permukaan bumi, tetapi keberadaannya memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana dinamika alam bekerja. Memahami batas-batas ini bukan hanya penting bagi peneliti, tapi juga bagi siapa pun yang peduli dengan keberlanjutan lingkungan dan pemanfaatan ruang secara bijak.

Ingin terus belajar hal menarik seputar pemetaan digital dan teknologi geospasial lainnya? Hubungi tim Sonar hari ini untuk konsultasi dan demo produk: https://lynk.id/sonarbersinar 

Tetap terhubung dengan kami di Instagram @sonar_indonesia untuk update terkini seputar teknologi geospasial, kisah sukses proyek, dan pelatihan menarik lainnya!

Keywords: Geospasial, Pemetaan Digital, Sebaran Spesies, Flora dan Fauna, Biodiversitas

Continue reading

Pemasaran Sonar
Sonar Nusantara Indonesia
Sonar Nusantara Indonesia
Halo
Apa yang bisa kami bantu?
Mulai Obrolan Whatsapp